Sabtu, 28 Februari 2015

Cara Menggunakan Bawang Putih untuk Obat Sakit Gigi

Cara Menggunakan Bawang Putih untuk Obat Sakit Gigi

Sakit gigi penyebabnya bisa beragam, seperti gigi yang berlubang hingga bengkak pada gusi. Untuk itu, perlu diketahui juga apa saja obat sakit gigi. Banyak cara yang bisa digunakan untuk mengobati sakit gigi, dari cara-cara modern hingga tradisional. Salah satu cara tradisional yang biasa digunakan adalah menggunakan bawang putih. Bawang putih telah lama digunakan untuk obat karena bersifat anti-inflamasi.
Berikut cara mudah mengobati sakit gigi dengan bawang putih seperti dikutip liputan6.com, dari Live Strong, Selasa (9/12/2014).
Pertama, siapkan wadah untuk mengulek, dua siung bawang putih segar, satu siung cengkeh dan satu sdt garam. Lalu, masukkan semua bahan tersebut, ulek hingga menjadi pasta.
Setelah bahan-bahan telah menjadi pasta, maka tempelkan pasta bawang putih tersebut pada bagian yang sakit selama 30 menit. Lakukan terus hingga 4 kali sehari.
Jika saat ditempelkan bagian yang sakit merasa tidak nyaman, pasta bawang putih dapat dibungkus terlebih dulu dengan kain tipis.
Selain itu, jika pasta bawang putih terlalu kering, bisa juga ditambahkan beberapa tetes minyak zaitun.
Jika cara obati sakit gigi ini tidak berhasil dan sakit gigi masih terasa lebih dari 1 minggu, maka sebaiknya pengobatan terbaik adalah pergi ke dokter.

Jumat, 13 Februari 2015

fase kehamilan

0-4 Minggu
Pada minggu-minggu awal ini, janin Anda memiliki panjang tubuh kurang lebih 2 mm. Perkembangannya juga ditandai dengan munculnya cikal bakal otak, sumsum tulang belakang yang masih sederhana, dan tanda-tanda wajah yang akan terbentuk.
4-8 Minggu
Ketika usia kehamilan mulai mencapai usia 6 minggu, jantung janin mulai berdetak, dan semua organ tubuh lainnya mulai terbentuk. Muncul tulang-tulang wajah, mata, jari kaki, dan tangan
8-12 Minggu
Saat memasuki minggu-minggu ini, organ-organ tubuh utama janin telah terbentuk. Kepalanya berukuran lebih besar daripada badannya, sehingga dapat menampung otak yang terus berkembang dengan pesat. Ia juga telah memiliki dagu, hidung, dan kelopak mata yang jelas. Di dalam rahim, janin mulai diliputi cairan ketuban dan dapat melakukan aktifitas seperti menendang dengan lembut. Organ-organ tubuh utama janin kini telah terbentuk.
12-16 Minggu
Ia mulai dapat bereaksi terhadap suara ibunya. Akar-akar gigi tetap telah muncul di belakang gigi susu. Tubuhnya ditutupi rambut halus yang disebut lanugo. Si kecil kini mulai lebih teratur dan terkoordinasi. Ia bisa mengisap jempol dan bereaksi terhadap suara ibunya. Ujung-ujung indera pengecap mulai berkembang dan bisa membedakan rasa manis dan pahit dan sidik jarinya mulai nampak.
16-20 Minggu
Paru-paru janin mulai berkembang dan detak jantungnya dapat didengar melalui alat ultrasonografi (USG). Wajahnya mulai dapat membentuk ekspresi tertentu dan mulai tumbuh alis dan bulu mata. Kini ia dapat memutar kepalanya dan membuka mulut. Rambutnya mulai tumbuh kasar dan berwarna.
20-24 Minggu
Pada saat ini, ternyata besar tubuh si kecil sudah sebanding dengan badannya. Alat kelaminnya mulai terbentuk, cuping hidungnya terbuka, dan ia mulai melakukan gerakan pernapasan. Pusat-pusat tulangnya pun mulai mengeras. Selain itu, kini ia mulai memiliki waktu-waktu tertentu untuk tidur.
24-28 Minggu
Di bawah kulit, lemak sudah mulai menumpuk, sedangkan di kulit kepalanya rambut mulai bertumbuhan, kelopak matanya membuka, dan otaknya mulai
aktif. Ia dapat mendengar sekarang, baik suara dari dalam maupun dari luar (lingkungan). Ia dapat mengenali suara ibunya dan detak jantungnya bertambah cepat jika ibunya berbicara. Atau boleh dikatakan bahwa pada saat ini merupakan masa-masa bagi sang janin mulai mempersiapkan diri menghadapi hari kelahirannya.
28-32 Minggu
Walaupun gerakannya sudah mulai terbatas karena beratnya yang semakin bertambah, namun matanya sudah mulai bisa berkedip bila melihat cahaya melalui dinding perut ibunya. Kepalanya sudah mengarah ke bawah. Paru-parunya belum sempurna, namun jika saat ini ia terlahir ke dunia, si kecil kemungkinan besar telah dapat bertahan hidup.
36 Minggu
Kepalanya telah berada pada rongga panggul, seolah-olah "mempersiapkan diri" bagi kelahirannya ke dunia. Ia kerap berlatih bernaPas, mengisap, dan menelan. Rambut-rambut halus di sekujur tubuhnya telah menghilang. Ususnya terisi mekonium (tinja pada bayi baru lahir) yang biasanya akan dikeluarkan dua hari setelah ia lahir. Saat ini persalinan sudah amat dekat dan bisa terjadi kapan saja.

Minggu, 08 Februari 2015

Tumbuhan Berpembuluh dan tidak berpembuluh


Tokoh Jan Ingenhousz (1730-1799)

Mengenal tokoh ilmuwan Jan Ingenhous (1730-1799)
Jan ingenhousz Meneliti pertama tentang fotosintesis pada tumbuhan. berdasarkan penemuan stephen hale, seorang doktor belanda jan ingenhousz (1730-1799) berhasil menemukan peran karbondioksida bagi proses fotosintesis tumbuhan. berdasarkan percobaannya, ingenhousz mengetahui bahwa tumbuhan menyerap karbon dioksida jika ada cahaya. Temuan ini menunjukkan bahwa cahaya mempunyai peran kunci dalam fotosintesis. Apabila lingkungan tanpa cahaya, Tumbuhan mengeluarkan karbondioksida dan mengambil oksigen ketika bernapas untuk memperoleh energi. pada tahun 1771, Joseph priestly (1733-1804) menemukan bahwa tumbuhan dapat memberikan oksigen.

Terjadinya Reaksi fosforilasi Oksidatif

Reaksi Fosforilasi Oksidatif dalam glikolisis dan daur krebs terjadi pada pengubahan senyawa berikut:
1. 3 fosfogliseraldehid -> 1,3-difosfogliserat
2. Piruvat -> asetil co-A
3. Isositrat -> α-Ketoglutarat
4. α-Ketoglutarat -> Suksinil co-A
5. Suksinat -> fumarat
6. Malat -> Oksaloasetat

Macam macam Diabetes Militus

Diabetes Militus diklasifikasikan dalam 4 kelompok berikut:
1. Diabetes tipe I.
penderita mengalami kerusakan pada sel b pankreasnya.
2. Diabetes tipe II
kemampuan insulin penderita menurun dan terjadi disfungsi sel beta. akibatnya, pankreas tidak mampu memproduksi insulin yang cukup.
3. Diabetes Militus dalam Kehamilan
terjadi peningkatan insulin resistance pada ibu hamil. hal ini terjadi karena bayi mensekresi insulin lebih besar daripada ibu
4. Diabetes Tipe Lain
penderita mengalami hiperglikemia akibat kelainan genetik fungsi sel beta, endokrinopati, penggunaaan obat yang mengganggu fungsi sel beta, penggunaan obat yang mengganggu kerja insulin, dan sindroma genetik.