Sembuhkan Diabetes dengan Rutin Shalat Tahajjud
“Shalat tahajud dapat menghapus dosa, mendatangkan ketenangan, dan menghindarkan dari penyakit,” (HR Tirmidzi).
Hasil penelitian membuktikan bahwa shalat tahajud yang dilakukan secara rutin, ikhlas dan khusyuk dapat menurunkan kadar kortisol (hormon stres) dalam darah. Kortisol dihasilkan dari korteks ginjal akibat rangsangan hormon ACTH (Adrenocorticotroichormon) yang diproduksi kelenjar hipofisis di dalam otak.
Hormon ACTH ini mempunyai siklus produksi yang tinggi menjelang pagi hari, antara jam 12 malam - 6 pagi. Waktu ini bersamaan dengan waktu shalat tahajud, antara jam 2 dini hari sampai waktu subuh.
Ini sesuai dengan hadits di atas yang menyebutkan bahwa shalat tahajjud mendatangkan ketenangan, dan hal ini otomatis menekan produksi kortisol. Dampaknya tak main-main, jika dilakukan dengan rutin, ketenangan yang didapat dari shalat tahajjud bisa menurunkan konsentrasi gula dalam darah. Karena itu, shalat tahajud amat baik dilakukan oleh para penderita diabetes.
Tak cuma itu, ternyata limfosit, sel darah putih yang berperan sebagai pembentuk daya tahan tubuh juga dapat terbentuk secara maksimal tanpa hambatan kortisol. Sehingga praktis, daya tahan tubuh orang yang rutin shalat tahajjud akan lebih baik daripada mereka yang tidak melakukannya sama sekali.
Jadi di samping pengobatan medis dan pola hidup sehat yang terus kita jalani, jangan abaikan pula ibadah wajib dan sunnah
Semua gerakan shalat adalah latihan ringan bagi kita, dan lebih dari itu, ketenangan yang kita dapat usai beribadah ternyata tak kalah bermanfaat bagi kesembuhan kita
“Shalat tahajud dapat menghapus dosa, mendatangkan ketenangan, dan menghindarkan dari penyakit,” (HR Tirmidzi).
Hasil penelitian membuktikan bahwa shalat tahajud yang dilakukan secara rutin, ikhlas dan khusyuk dapat menurunkan kadar kortisol (hormon stres) dalam darah. Kortisol dihasilkan dari korteks ginjal akibat rangsangan hormon ACTH (Adrenocorticotroichormon) yang diproduksi kelenjar hipofisis di dalam otak.
Hormon ACTH ini mempunyai siklus produksi yang tinggi menjelang pagi hari, antara jam 12 malam - 6 pagi. Waktu ini bersamaan dengan waktu shalat tahajud, antara jam 2 dini hari sampai waktu subuh.
Ini sesuai dengan hadits di atas yang menyebutkan bahwa shalat tahajjud mendatangkan ketenangan, dan hal ini otomatis menekan produksi kortisol. Dampaknya tak main-main, jika dilakukan dengan rutin, ketenangan yang didapat dari shalat tahajjud bisa menurunkan konsentrasi gula dalam darah. Karena itu, shalat tahajud amat baik dilakukan oleh para penderita diabetes.
Tak cuma itu, ternyata limfosit, sel darah putih yang berperan sebagai pembentuk daya tahan tubuh juga dapat terbentuk secara maksimal tanpa hambatan kortisol. Sehingga praktis, daya tahan tubuh orang yang rutin shalat tahajjud akan lebih baik daripada mereka yang tidak melakukannya sama sekali.
Jadi di samping pengobatan medis dan pola hidup sehat yang terus kita jalani, jangan abaikan pula ibadah wajib dan sunnah
Semua gerakan shalat adalah latihan ringan bagi kita, dan lebih dari itu, ketenangan yang kita dapat usai beribadah ternyata tak kalah bermanfaat bagi kesembuhan kita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar